Thursday, November 09, 2006

cinta oh cinta....

Saat nyanyi cinta kembali mendayu, aku langsung tau siapa yang akan kutuju. Ya, kamu itu. Lelaki gagah yang pernah tertangkap basah saat mencuri pandang tuk memandangku, lelaki tampan yang pernah menuntunku meniti undakan dan membuatku merasa malam itu kita pasangan yang sangat serasi, lelaki tampan yang selalu punya mimic bodoh tuk menghiburku, oh pujaanku….

Menatap indahnya senyummu, wajah bingungmu, mencium aroma tubuhmu…”OH tidakkkkk…aku bisa makin gila!” tak ada satu pun di dunia ini yang sanggup membendung rasa ini.

Bukan kenangan

Dan apakah arti kebersamaan bila kelak kita pun harus berpisah. Menapaki lagi jalanan yang penuh liku. Sekilas aku kembali mengingatmu dan kenangan pun merayapi benakku.

Lalu apakah arti kini esok dan kemarin? Bila perjalanan waktu tak pernah sama. Apa yang menandakan kini, esok, atau kemarin? Lalu buat apa bila harus ada kemarin bila kini tak lagi sama? Aku tak butuh kenangan. Kenangan tak akan mampu membuatku hidup kembali.

Sejenak merenungkan untaian detik yang terjadi hari ini. Menyeretku kembali pada masa itu. Tempat yang menyenangkan tuk berbagi bersama. Namun, kali ini aku tak lagi bersama. Menjelma bagai mahluk asing tak berupa. Tak ada yang mengenal wajahku, juga namaku. Semua hampa belaka, terkikis kejamnya waktu. Dan aku bukan siapa-siapa.

Mengais kenangan yang membuatku semakin terluka. Tercabik hingga tak bernyawa. Menorehkan tajamnya pisau kehidupan.

Apa? Untuk apa ada penanggalan, penomoran yang tak bakal membuat waktu kembali menjadi sama. Pun saat kita kanak-kanak, belajar menamai hari. Buat apa? Buat apa harus diberi nama bila waktunya tak pernah sama? Namai saja harimu, dan kau pun tak akan pernah menemukan waktu yang sama.

Aku tak butuh kenangan, aku mau kenyataan.

cinta oH cinta

Dan seribu rasa malu yang selalu timbul di hati ini, saat diam-diam aku mengorek ingatanku kembali padamu. Menguapkan sedikit-demi sedikit rasa bahagia yang menjalar seketika aku mengingat senyumanmu.

Indah…indah…indah…sekaliiiiy! Tak peduli sekecil apa pun itu meski menatapmu dari ribuan mil jauhnya, asal bisa melihat senyuman itu dunia kecilku kan bersorak bahagia. Norak, ya memang sedikit norak, bahkan mungkin aku lebih norak dari cerita sinetron yang biasa ditonton ibuku. Aku bahagia, ya kuulangi lagi a k u b a h a g i a!

Tak peduli ada ratusan kerikil menancap di telapak kakiku, atau ribuan tatapan sinis menyalahkan yang kalian berikan aku tetap melangkah dengan bahagia. Bila saat itu ada ratusan belati dan tombak yang menancap di uluhatiku, aku pun akan mati dengan bahagia.

Aku memang tak punya rasa cinta yang mesra dan kasih sayang seputih awan. Aku juga tak punya ribuan mimpi indah untukmu yang kugantungkan di langit, apalagi sebuah pusisi dan lagu cinta yang mampu menguak semua rasa rindu dan cintaku buat kamu.

Aku tak akan berani meminta Aphrodite tuk mengirimkan eros dan menembakkan panah cintaku kepadamu. Aku punya begitu banyak cinta, bahkan lebih banyak dari rasa cinta yang sanggup dipanahkan eros ke jantungmu. Aku pun punya seribu lagu cinta bahkan jauh lebih banyak dari lagu yang pernah dimainkan Orpheous untuk Eridike.

Ada begitu banyak nada indah yang kan tercipta saat kau bersamaku, ada begitu banyak kata yang mampu kurangkaikan buatmu. Bahkan Tuhan pun tahu betapa semua kenangan indah itu selalu mampu membuatku tertawa dalam tangisku.

denting itu...

Dan detingan itu serupa dengan denyut jantungku. Berdegup sangat cepat, menghilangkan semua irama dalam setiap lagu.


tanpa irama. Bahkan, hembusan angin pun membuatku larut. Mengehampaskanku pada mimpi-mimpi indah yang kusendiri tak berani mewujudkannya.

Indah….sangat indah….