Monday, October 09, 2006

Brand New Journey

Berharap kan mendapatkan tempat yang lebih baik aku bangun dengan energi yang over loaded. Saking penuhnya, aku sampai tak bersemangat untuk makan sahur dan nekad berangkat saat pagi buta.

Pukul 05.00 saat sebagian orang baru saja selesai dengan sholat subuhnya atau sebagian lagi masih lelap dalam bangunan selimutnya setelah makan sahur tadi, aku berangkat meninggalkan rumah.

Meski dengan sedikit bersungut dan manyun aku berangkat. Diiringi doa dan restu dari kedua orang tuaku yang menatapku dengan wajah haru aku meninggalkan rumah.

“Broom…”, adikku menyetarter motor. Setelah merasa lengkap semuanya aku memantapkan langkahku menuju halaman depan.
“Assalamualakum ma, pa”, seruku.
“Waalaikum salam, Nduk hati-hati ya”, seru ayah dan ibuku.
“Nanti kalo naik bus, boleh tidur tapi jangan lupa tasnya harus dijaga”, ibuku menambahkan.
“Beres, berangkat dulu.”
“Ma, pa aku nganter Mbak dulu ya,” seru adikku dengan wajah lelah yang masih mengantuk.
“Hati-hati, nak. Jangan ngebut,” ayahku mengingatkan.

“Broom…” kami pun meluncur. Di perjalanan adikku masih saja bertanya mau diantar sampai mana. Sepertinya dia tak rela melepaskanku sendirian di jalan raya. Tapi aku tetap pada pendirianku.
“Turun di sini aja deh”, sahutku mantap.
“Sepi di sini, di sana aja.”

Saking super semangatnya, aku pun rela duduk setengah pantat sambil berdesak-desakan di angkot. Seandainya aku mau sedikit bersabar, pasti aku tak akan seperti ini. Tapi dengan semangat yang full loaded ini aku yakin mampu melalui apa pun. Ini hari pertamaku bekerja dan aku mau semua sempurna.

Waktu menunjukkan pulul 07.45 pagi. Aku sudah hamper tiba. Kuraih tasku dan sambil sedikit bersembunyi kuketik sms tuk seorang teman. “Heylow this is my first day. Wish can see u there.”

Tak lama kemudian sms balasan pun tiba. “Great, can’t wait to see u soon. I am happy to have u here, work with u again.” Aku tersenyum membaca isi pesan itu.

“Kiri bang”, seruku minta berhenti.

Pukul 08.00 “Yes! Masih banyak waktu!” sorakku dalam hati. Benar saja sampai di sana suasana masih sangat sepi. Hanya satpam dan beberapa office boy yang menjaga di depan. Aku masuk ke dalam, langsung menuju kamar mandi. Membersihkan wajahku dan membubuhkan sedikit make up di wajahku. Selama ini aku jarang memakai make up, tapi karena ini tuntutan pekerjaan aku berusaha untuk tampil sebaik mungkin. Aku duduk bengong di depan meja resepsionis. Sampai satu persatu berdatangan, termasuk si empunya meja. Aku meminta bantuan resepsionis tuk menghubungi Hrd yang menghubungiku kemarin. Ternyata dia belum datang. Aku menunggu lagi.

Beberapa menit kemudian, aku kembali memnita si resepsionis tuk menghubungi kembali si Hrd. Kemudian dia menyerahkan gagang telepon ke padaku, lalu tersengar suara “Lho, memang saya sudah menyuruh Mbak untuk datang pagi ini ya? Kok saya tidak merasa ya?”

0 Comments:

Post a Comment

<< Home